SAAT MONDOK TIDAK TERLALU DIKENAL SETELAH PULANG MALAH MENGEMBAN TUGAS LINTAS PROVINSI

admin
0

 

Rohmat Riyanto adalah salah satu alumni Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin yang hingga saat ini tercatat aktif di berbagai kegiatan sosial yang diadakan pondok pesantren, dan juga siapa yang menyangka dia adalah generasi pertama MTS Tanbihul Ghofilin. Sebagai seorang anggota aktif FORSIMMATH (Forum Silaturahmi Mutaaliqin wa Mutaaliqot ponpes Tanbihul Ghofilin), Rohmat juga berperan signifikan dalam berbagai organisasi politik.

Pendidikan dan Karir

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin, Rohmat Riyanto melanjutkan studi di Universitas Teknologi Yogyakarta, mengambil jurusan teknik. Pendidikan di bidang teknik memberikannya dasar yang kuat dalam pemecahan masalah dan berpikir kritis, yang kemudian ia terapkan dalam berbagai kegiatan sosial dan profesinya sebagai penulis.

Peran Aktif dalam Kepenulisan dan Organisasi Sosial

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Rohmat menemukan panggilan hatinya sebagai seorang penulis. Karyanya tidak hanya mencakup tulisan-tulisan religius, tetapi juga berbagai artikel yang menginspirasi dan memotivasi pembaca untuk berkontribusi dalam masyarakat. Melalui tulisannya, Rohmat membagikan wawasan dan pengalamannya, mendorong pembaca untuk terus belajar dan berinovasi.

Selain itu, Rohmat juga aktif di beberapa organisasi sosial seperti Santri Gayeng Nusantara (SGN). Organisasi ini berfokus pada pemberdayaan santri dan alumni pesantren untuk berperan aktif dalam masyarakat. Di SGN, Rohmat berkontribusi dalam berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan masyarakat, terutama di kalangan santri.

Tidak berhenti di situ, Rohmat juga terlibat dalam organisasi yang bergerak di bidang politik. Dengan visinya yang luas dan pemahamannya yang mendalam tentang dinamika sosial, Rohmat berupaya untuk membawa perubahan positif di ranah politik, memperjuangkan aspirasi masyarakat dan memastikan bahwa suara santri didengar di tingkat yang lebih tinggi.

Mengimplementasikan Jargon Santri Persegi

Menurut Rohmat Riyanto, para alumni Ponpes Tanbihul Ghofilin yang tergabung dalam FORSIMMATH harus mampu mempresentasikan dan mengimplementasikan jargon "santri persegi". Jargon ini menekankan bahwa seorang santri bukan hanya mahir mengaji, tetapi juga harus memiliki keahlian di berbagai bidang lainnya. Implementasi dari konsep ini tidak hanya berhenti pada penguasaan ilmu agama, tetapi juga mencakup pengembangan diri di bidang-bidang seperti teknologi, seni, sosial, dan politik.

Rohmat percaya bahwa untuk mencapai hal ini, para anggota FORSIMMATH harus aktif berkontribusi dalam setiap kegiatan yang diadakan. Keikutsertaan dalam berbagai kegiatan ini tidak hanya memperkuat relasi antaranggota, tetapi juga membangun jaringan yang kuat dan berpengaruh. "Relasi itu tidak cukup jika hanya dibangun melalui pesan singkat saja. Pertemuan tatap muka dalam berbagai kegiatan perkumpulan sangat penting untuk membangun kerjasama yang solid dan saling mendukung," tegas Rohmat.

Membangun Relasi yang Kuat

Rohmat Riyanto menekankan pentingnya membangun relasi yang kuat melalui pertemuan tatap muka. Menurutnya, interaksi langsung dalam berbagai kegiatan FORSIMMATH sangat penting untuk mempererat hubungan dan kerjasama antaranggota. Melalui kegiatan-kegiatan seperti diskusi, seminar, dan bakti sosial, para alumni dapat saling berbagi pengalaman, belajar dari satu sama lain, dan merancang program-program yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kesimpulan

Melalui kepenulisan dan keterlibatannya dalam berbagai organisasi sosial dan politik, Rohmat tidak hanya menginspirasi sesama alumni, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan semangat "santri persegi", Rohmat mendorong para alumni untuk terus belajar, berinovasi, dan berkontribusi dalam berbagai bidang, serta membangun relasi yang kuat melalui interaksi langsung dalam setiap kegiatan FORSIMMATH.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)