Lulus dari MTS Tangho Jago Coding, Emang Bisa?

admin
0


 Siapa bilang lulusan pesantren tidak bisa bersaing di dunia teknologi? Kisah inspiratif ini datang dari seorang alumni MTs Tanbihul Ghofilin, yang berhasil membuktikan bahwa pondok pesantren bukanlah penghalang untuk menjadi ahli di bidang coding.

Awal Perjalanan di MTs Tanbihul Ghofilin
Sewaktu belajar di MTs Tanbihul Ghofilin (MTs Tangho), ia dikenal sebagai santri yang tekun. Selain menghafal kitab dan mengikuti pengajian, ia juga aktif mengikuti pelajaran umum. "Saya dulu mengira dunia teknologi itu jauh dari apa yang saya pelajari di pesantren. Tapi ternyata, banyak sekali ilmu yang justru menjadi dasar pemikiran saya ketika mempelajari coding," ungkapnya.



Pemrograman dan Inspirasi dari Pesantren
Dalam dunia pemrograman, ia mengaku banyak terbantu oleh ilmu yang ia dapatkan saat mengaji di pesantren. Konsep berpikir logis dari ilmu mantiq (logika), kedisiplinan dari rutinitas pesantren yang terstruktur, hingga kesabaran yang ia latih saat menghadapi persoalan menjadi fondasi penting dalam perjalanan belajarnya.

“Dalam coding, kita sering dihadapkan pada error yang bikin frustrasi. Tapi saat itu, saya selalu ingat pelajaran dari kitab tentang pentingnya sabar dalam menyelesaikan masalah. Sama seperti memahami hukum-hukum fikih yang rumit, debugging dalam coding membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan strategi,” jelasnya.

Metode Belajar yang Berbuah Prestasi
Ia mulai belajar coding secara otodidak melalui berbagai tutorial gratis di internet. Namun, metode belajar khas pesantren menjadi kunci utama dalam memahami ilmu pemrograman. “Di pesantren, kami diajarkan untuk berpikir sistematis: mulai dari memahami kaidah dasar, mendalami konteks, hingga menerapkan ilmu secara praktis. Pola ini saya gunakan saat mempelajari coding, dan hasilnya sangat membantu,” tuturnya.

Metode belajar di pesantren, seperti musyawarah, pembahasan teks secara mendalam, dan penguasaan konsep dasar, ternyata sangat relevan dengan dunia teknologi. Pesantren melatih santri untuk berpikir logis, mendalam, dan terstruktur—kemampuan yang sangat diperlukan dalam memecahkan masalah pemrograman.

Pesan untuk Generasi Muda
Ia berharap kisahnya dapat menginspirasi para santri untuk tidak ragu mengejar cita-cita besar. "Pesantren bukan penghalang untuk berprestasi di bidang teknologi. Sebaliknya, ilmu dan pengalaman dari pesantren justru menjadi bekal berharga untuk menghadapi tantangan modern. Jadi, jangan takut bermimpi besar!"

Kisah ini membuktikan bahwa menjadi santri multitalenta—seperti konsep santri persegi yang digaungkan Tanbihul Ghofilin—bukan hanya sekadar impian. Dengan tekad dan kerja keras, santri lulusan pesantren bisa bersaing di dunia modern, bahkan dalam bidang teknologi seperti pemrograman.

Lulus MTs Tangho jago coding? Tidak hanya bisa, tapi bisa banget!

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)